Selamat Datang Diblog Resmi PC. HIMMAH NW Lotim

SELAMAT DATANG DIBLOG RESMI PC. HIMMAH NW LOMBOK TIMUR

“ Media Informasi Intlektual Mahsiswa Nahdlatul Wathan “

Senin, 10 Desember 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat di selesaikan sesuai rencana. Salawat atas nabi tidak lupa kita persembahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Makalah ini membahas tentang  pemimpin dambaan dalam sebuah organisasi kemahasiswaa.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat motivasi dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada kanda ketua komisariat, ketua pimpinan cabang dan kanda/yunda senior yang lain. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi juga disampaikan kepada kedua orang tua kami yang telah banyak memberikan dukuangan. Semoga semua amal baik ini tercatat disisi Allah SWT sebagai amal ibadah. Amin
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan yang konstruktif dari para pembaca akan diterima dengan tangan terbuka demi kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat.
Anjani, 29 Dzulhijjah   1432 H
25 November  2011 M


Jamiludin

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................... 1
1.2  Rumusan masalah.............................................................................. 3
1.3  Tujuan penulisan................................................................................ 3
1.4  Manfaat penulisan.............................................................................. 3
1.5  Batasan masalah................................................................................. 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemimpin dambaan............................................................................ 5
2.2 Organisasi.......................................................................................... 5
2.3 Organisasi Kemahasiswaan................................................................ 5
2.4 Kepemimpinan................................................................................... 5
2.5 Kriteria Pemimpin Dambaan Menurut Islam..................................... 6
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Hakikat Kepemimpinan..................................................................... 7
3.2 Teori kepemimpinan........................................................................... 8
3.2.1 Latar belakang sejarah pemipin dan kepemimpinan................ 9
3.2.2 Sebab-musabbab munculnya pemimpin.................................. 9
3.2.3 Tipe dan gaya kepemimpinan.................................................... 10
3.3 Kepemimpinan Yang Melayani......................................................... 12
3.3.1 Karakter Kepemimpinan........................................................... 13
3.3.2 Tahapan Kepemimpinan............................................................ 14
3.4 Kepemimpinan Sejati........................................................................ 16
3.5 Kepemimpinan Yang atidak Efisien............................................ 18
BAB IV : PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 19
3.2 Kritik dan saran................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Persoalan kepemimpinan tidak pernah selesai untuk dibahas selama manusia masih ada dan selama bumi masih utuh. Dunia ini akan kacau jika tidak ada pemimpin yang akan diikuti oleh orang atau masyarakat baik itu dalam konteks masyarakat kecil sampai kepada masyarakat besar lebih-lebih kepada tataran negara sampai pada tataran Internasional, sehingga dengan adanya pemimpin manusia akan bisa teratur, berjalan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, dan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan kata lain semua komponen yang ada dalam masyarakat bisa managemen.
Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin baik itu pemimipin dalam rumah tangga, masyarakat atau negara setiap manusia   minimal harus bisa menjadi pemimpin diri sendiri. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw : setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang dipimpinnya. Semakin banyak yang dipimpin, maka akan semakin besar pula tanggung jawabnya. Oleh karena itu, ada sebuah istilah umum yang tidak asing di telinga, “Lebih baik menjadi pemimpin untuk diri sendiri”. Akan tetapi bukan berarti dengan menjadi pemimpin bagi diri sendiri akan melepas tanggung jawab sebagai pemimpin, karena setiap manusia dalam perjalanan hidupnya akan menemukan berbagai kemungkinan. Setiap manusia, normalnya, akan berkeluarga. Maka jadilah pemimpin itu sebagai kepala keluarga. Islam sangat memperhatikan masalah kepemimpinan karena dalam sebuah perjuangan sangat membutuhkan dan mengutamakan jamaah.
 Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efisiensi kerja. Untuk bermacam-macam usaha dan kegiatan manusia yang jutaan banyaknya ini diperlukan upaya yang terencana dan sistematis untuk melatih dan mempersiapkan pemimpin-pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan. Dan para sarjana telah memberikan pelbagai definisi mengenai pamimpin dan kepemimpinan, dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek tertentu sesuai dengan ide pencetus definisi tersebut, beserta interpretasinya. (Kartini Kartono:1994:31).
Salah satu hal mendasar yang menyebabakan penulis mengangkat judul makalah ini yaitu berangkat dari sebuah kegagalan, dimana penulis gagal dalam membawa sebuah organisasi kearah yang lebih baik. Mungkin melalui makalah ini penulis dapat mengkaji bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik sehingga penulis juga bisa mengkaji diri, hal-hal apakah yang harus dilakukan supaya menjadi orang yang bermanfaat dan bisa memimpin orang lain terutama bagi pribadi penulis.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis dapat mengambil sebuah rumusan masalah yaitu:
Ø  Bagaimanakah pemimpin dambaan dalam organisasi kemahasiswaan?
1.3  Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu mengetahui bagaimana menjadi pemimpin dambaan organisasi kemahasiswaan.
1.4  Manfaat
a. Secara teoritis
Dengan penulisan makalah ini paling tidak  bisa mengetahui dan memahami bagaimana kriteria seorang pemimpin yang sesungguhnya sehingga bisa dijadikan sebagai referensi dan pijakan nanti yang membuat mampu untuk menjadi seorang pemimpin yang sesungguhnya.
b. Secara organisasi
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk bisa mengikuti WAPA II. Selain itu, dengan memahami isi dari makalah ini penulis bisa melakukan pengembangan untuk organisasi karena penulis telah memahami kriteria pemimpin yang baik untuk kemajuan organisasi.


1.5   Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membataskan permaslahannya di dalam ruang lingkup organisasi HIMMAH NW sehingga kedepan penulis bisa menemukan pemimpin-pemimpin yang benara-benar mampu membawa organisasi menuju perubahan yang lebih baik.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pemimpin dambaan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan usaha bersama guna mencapai satu sasaran tertenru. (Kartini Kartono:1994:51).
Sehingga penulis dapat mendefinisikan bahwa pemipin dambaan merupakan seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu yang di dambakan oleh masyarakat (mahasiswa) yang memiliki kewibawaan an kekuasaan untuk menggerakkan orang lain (mahasiswa) untuk melakukan usaha bersama unntuk mencapai usaha tertentu.
2.2 Organisasi
Organisasi adalah system kegiatan terkoordinasi dari kelompok orang yang bekerja sama mengarah pada tujuan bersama di bawah kewenangan dan kepemimpinan. (Kartini Kartono:1994:12)
2.3 Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan adalah wadah pengembangan diri kearah perluasan wawasan, peningkatan keilmuan dan bakat.
2.4 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
2.5 Kriteria Pemimpin Dambaan Menurut Islam
1. Beriman dan beramal saleh.
2. Berilmu,
3. Jujur.
4. Tegas.
5. Amanah, bertanggung jawab.














BAB III
PEMIMPIN DAMBAAN DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN

3.1 Hakikat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi belum tentu kepada bawahannya apabila pemimpin tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari sekian banyak definisi tentang pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang-orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara loyal untuk menyelesaikan tugas .
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki, yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah, itu merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
3.2 Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabbab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.
3.2.1 Latar belakang sejarah pemipin dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam di sekitarnya. Sejak itulah terjadi kerja sama antarmanusia, dan ada unsure kepemimpinan. Pada saat itu pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling berani.
3.2.2 Sebab-musabbab munculnya pemimpin
Tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan pemimpin ialah:
a.    Teori genetis menyatakan sebagai berikut:
1)      Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
2)      Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.
3)      Secara filosofi, teori tersebut menganut pandangan deterministis.
b.   Teori sosial (lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut:
1)      Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
2)      Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
c.     Teori ekologis atau sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua reaksi teori tersebut lebih dahulu), menyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.
3.2.3 Tipe dan gaya kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe karismmatik, paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populis, administrative dan demokratis.
a.    Tipe karismatik
Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Bagaimanakah caranya agar mempunyai karisma? Utamakanlah untuk membuat orang lain senang dengan diri sendiri daripada bersama anda.
b.   Tipe paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain:
1.      Dia menganggap bawahannya sebagai manusia biasa yang tidak atau belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
2.      Dia bersikap terlalu melindungi (over protective).
3.      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
4.      Hamper tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
5.      Tidak memberikan atau hamper tidak pernah memberikan kesempata kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
6.      Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
c.    Tipe otokratis
Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man-show. Dia sangat berambisi untuk menguasai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya.
d.   Tipe laissez faire
Pada tipe kepemimpinan ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri.
e.    Tipe populistis
Tipe kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang trdisional. Kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan-bantuan hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.
f.    Tipe administrative atau eksekutif
Kepemimpinan tipe administartif adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administrator-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
g.   Tipe demokratis
Pada tipe kepemimpinan ini memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yng baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “personal atau individu”, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap anggota.
3.3 Kepemimpinan Yang Melayani
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani. Woodrow Wilson dalam bukunya C. Maxwell berkata Telinga seorang pemimpin harus mampu menangkap suara orang banyak
3.3.1 Karakter Kepemimpinan
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh anggota yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
3.3.2 Tahpan Kepemimpinan
Beberapa tahapan kepemimpinan antara lain:
a.    Memberi perintah
Perintah itu timbul dari situasi formal dan relasi kerja. Karena itu perintah adalah fakta fungsional pada organisasi, kedinasan atau jawatan pemerintah dan swasta, berbentuk instruksi, komando, peraturan tata tertib, standar praktik atau perilaku yang harus dipatuhi. Perintah biasanya sudah tercakup dalam tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap individu anggota kelompok.



b.   Memberikan celaan dan pujian
Celaan harus dibrikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif. Juga tidak disertai emosi-emosi yang negatif (benci, dendam, curiga, dan lain-lain).
Sebaliknya, pujian juga harus diberikan sebagai penghargaan kepada anggota karena telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
c.    Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
Pemimpin harus bersifat objektif dan jujur. Ia harus menjauhkan diri dari rasa pilih-kasih atau favoritisme karena hal ini bisa menurunkan moral anggota-anggota lainnya, menumbuhkan keraguan, kemuakan serta kacamburuan sosial. Juga bisa mengurangi respek anggota kepada pemimpin.
d.   Peka terhadap saran-saran
Sifat pemimpin itu harus luwes, legowo, terbuka, da peka pada saran-saran eksternal yang sifatnya positif. Dia harus menghargai pendapat-pendapat orang lain, untuk kemudian mengkombinasikannya dengan ide-ide sendiri.
e.    Memperkuat rasa kesatuan kelompok
Untuk menghadapi macam-macam tantangan luar dan kekomplekan situasi masyarakat modern, perlu pemimpin menciptakan rasa keatuan kelompoknya, dengan loyalitas tinggi dan kekompakan yang utuh.
f.    Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
Disiplin kelompok bisa berhasil bila pemimpin bersikap arif bijaksana, memberikan teladan, berdisiplin, dan menerapkan seluruh prosedur dengan konsekuen. Dia harus menghindari faviritisme yang bisa menelurkan prasangka buruk, rasa dendam, iri dan kecemburuan sosial.
g.   Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar
Kesatuan efektivitas kerja dari kelompok bisa diguncang oleh gangguan kabar-kabar angin isu-desas-desus yang tidakn benar,  beserta fitnahan-fitnahan dari luar, yang diarahkan pada perorangan atau organisasi secara keseluruhan. Semua itu ditujukan untukmengacau dan mengganggu tatana kerja yang sudah lancar.
3.4 Kepemimpinan Sejati
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Ada beberapa bentuk kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :
a.       Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
b.      Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas (quality), baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
c.       Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).
d.      Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :
a.      Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
b.      Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
c.       Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, The only way that I can keep leading is to keep growing. The the day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it always it. Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.
3.5 Kepemimpinan Yang Tidak Efisien
Intelegensi rendah, sifat penakut dan pengecut, sikap yang egoistis dan individualisti, atribut infantile (kekanak-kanakan), tidak bertanggung jawab, dan lain-lain, semua itu mrupakan ciri-ciri negatifyang tidak patut dimiliki oleh seorang pemimpin demokratis dalam kelompok individu yang sehat. Maka pemimpin yang tidak efisien itu semisal mesin termostat kuno yang secara tidak perdulimemberikan panasnya (perintah, instruksi komando, tekanan dan kesewenang-wenangannya) kepada sekitarnya. Sebab dia memiliki kepribadian yang kaku, tertutup, tidak peka, tidak perdulian, dan selalu tidak mau menerima pesan serta informasi dari para pengikutnya. Sifat-sifatnya aneh, tidak “lumrah”, tidak patut, dan tidak komunikatif.















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
Kepemimpinan yang tidak efisien yaitu sifat kepemimpinan yang tidak sepantasnya dimiliki oleh para pemimpin karena akan menghambat kinerja dari sebuah organisasi.
4.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.











DAFTAR PUSTAKA

Kartono kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Maxwell, C., John. 2001. The 21 Indispensable Qualities of A Leader. Batam: Interaksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar