KATA PENGANTAR
Puji
syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah ini dapat di selesaikan sesuai rencana. Salawat atas nabi tidak lupa kita persembahkan
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
membahas tentang pemimpin dambaan dalam sebuah organisasi
kemahasiswaa.
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun mendapat motivasi
dan saran dari berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga kepada kanda ketua
komisariat, ketua pimpinan cabang dan kanda/yunda senior yang lain.
Ucapan terima kasih dan penghargaan
yang tinggi juga disampaikan kepada kedua orang tua kami yang telah banyak
memberikan dukuangan. Semoga semua amal baik ini tercatat disisi Allah SWT sebagai
amal ibadah. Amin
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan yang
konstruktif dari para pembaca akan diterima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat.
Anjani,
29 Dzulhijjah 1432 H
25 November 2011
M
Jamiludin
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................. 3
1.3 Tujuan penulisan................................................................................ 3
1.4 Manfaat penulisan.............................................................................. 3
1.5 Batasan
masalah................................................................................. 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemimpin dambaan............................................................................ 5
2.2 Organisasi.......................................................................................... 5
2.3 Organisasi
Kemahasiswaan................................................................ 5
2.4 Kepemimpinan................................................................................... 5
2.5 Kriteria Pemimpin
Dambaan Menurut Islam..................................... 6
BAB III :
PEMBAHASAN
3.1 Hakikat Kepemimpinan..................................................................... 7
3.2 Teori kepemimpinan........................................................................... 8
3.2.1 Latar belakang sejarah
pemipin dan kepemimpinan................ 9
3.2.2 Sebab-musabbab
munculnya pemimpin.................................. 9
3.2.3 Tipe dan gaya
kepemimpinan.................................................... 10
3.3 Kepemimpinan Yang Melayani......................................................... 12
3.3.1 Karakter Kepemimpinan........................................................... 13
3.3.2
Tahapan Kepemimpinan............................................................ 14
3.4 Kepemimpinan Sejati........................................................................ 16
3.5 Kepemimpinan Yang atidak Efisien............................................ 18
BAB IV :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 19
3.2 Kritik dan saran................................................................................. 20
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan
kepemimpinan tidak pernah selesai untuk dibahas selama manusia masih ada dan
selama bumi masih utuh. Dunia ini akan kacau jika tidak ada pemimpin yang akan
diikuti oleh orang atau masyarakat baik itu dalam konteks masyarakat kecil sampai
kepada masyarakat besar lebih-lebih
kepada tataran negara sampai pada tataran Internasional, sehingga dengan adanya
pemimpin manusia akan bisa teratur, berjalan sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing, dan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan kata lain semua
komponen yang ada dalam masyarakat bisa managemen.
Setiap
orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin baik itu pemimipin dalam rumah tangga,
masyarakat atau negara
setiap manusia minimal harus bisa
menjadi pemimpin diri sendiri. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Nabi
Muhammad Saw : setiap kamu adalah
pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang apa
yang dipimpinnya. Semakin banyak yang dipimpin, maka akan semakin besar
pula tanggung jawabnya. Oleh
karena itu, ada sebuah istilah umum yang tidak asing di telinga, “Lebih baik menjadi pemimpin untuk diri
sendiri”. Akan tetapi bukan berarti dengan menjadi pemimpin bagi diri
sendiri akan melepas tanggung jawab
sebagai pemimpin, karena setiap manusia dalam perjalanan hidupnya akan
menemukan berbagai kemungkinan. Setiap manusia, normalnya, akan berkeluarga.
Maka jadilah pemimpin itu sebagai kepala keluarga. Islam sangat memperhatikan
masalah kepemimpinan karena dalam sebuah perjuangan sangat membutuhkan dan
mengutamakan jamaah.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Kegiatan
manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Jadi harus ada pemimpin
demi sukses dan efisiensi kerja. Untuk bermacam-macam usaha dan kegiatan
manusia yang jutaan banyaknya ini diperlukan upaya yang terencana dan
sistematis untuk melatih dan mempersiapkan pemimpin-pemimpin baru. Oleh karena
itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah
pemimpin dan kepemimpinan. Dan para sarjana telah memberikan pelbagai definisi
mengenai pamimpin dan kepemimpinan, dengan menonjolkan satu atau beberapa aspek
tertentu sesuai dengan ide pencetus definisi tersebut, beserta interpretasinya.
(Kartini Kartono:1994:31).
Salah
satu hal mendasar yang menyebabakan penulis mengangkat judul makalah ini yaitu
berangkat dari sebuah kegagalan, dimana penulis gagal dalam membawa sebuah
organisasi kearah yang lebih baik. Mungkin melalui makalah ini penulis dapat
mengkaji bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik sehingga penulis juga
bisa mengkaji diri, hal-hal apakah yang harus dilakukan supaya menjadi orang
yang bermanfaat dan bisa memimpin orang lain terutama bagi pribadi penulis.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis dapat mengambil sebuah rumusan masalah yaitu:
Ø Bagaimanakah pemimpin dambaan dalam organisasi kemahasiswaan?
1.3 Tujuan
Penulisan
Dari
rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu mengetahui
bagaimana menjadi pemimpin dambaan organisasi kemahasiswaan.
1.4 Manfaat
a. Secara teoritis
Dengan
penulisan makalah ini paling tidak bisa
mengetahui dan memahami bagaimana kriteria seorang pemimpin yang sesungguhnya
sehingga bisa dijadikan sebagai referensi dan pijakan nanti yang membuat mampu
untuk menjadi seorang pemimpin yang sesungguhnya.
b. Secara organisasi
Penulisan
makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk bisa mengikuti
WAPA II. Selain itu, dengan memahami isi dari makalah ini penulis bisa
melakukan pengembangan untuk organisasi karena penulis telah memahami kriteria
pemimpin yang baik untuk kemajuan organisasi.
1.5 Batasan Masalah
Dalam
makalah ini penulis
membataskan permaslahannya di dalam ruang lingkup organisasi HIMMAH NW sehingga
kedepan penulis bisa menemukan pemimpin-pemimpin yang benara-benar mampu
membawa organisasi menuju perubahan yang lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pemimpin dambaan
Pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan
kekuasaan untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan usaha bersama guna
mencapai satu sasaran tertenru. (Kartini Kartono:1994:51).
Sehingga penulis dapat
mendefinisikan bahwa pemipin dambaan merupakan seorang pribadi yang memiliki
superioritas tertentu yang di dambakan oleh masyarakat (mahasiswa) yang
memiliki kewibawaan an kekuasaan untuk menggerakkan orang lain (mahasiswa)
untuk melakukan usaha bersama unntuk mencapai usaha tertentu.
2.2
Organisasi
Organisasi adalah system kegiatan
terkoordinasi dari kelompok orang yang bekerja sama mengarah pada tujuan
bersama di bawah kewenangan dan kepemimpinan. (Kartini Kartono:1994:12)
2.3
Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan adalah
wadah pengembangan diri kearah perluasan wawasan, peningkatan keilmuan dan
bakat.
2.4 Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
2.5 Kriteria Pemimpin Dambaan
Menurut Islam
1. Beriman dan beramal saleh.
2. Berilmu,
3. Jujur.
4. Tegas.
5. Amanah, bertanggung jawab.
BAB III
PEMIMPIN DAMBAAN DALAM ORGANISASI
KEMAHASISWAAN
3.1
Hakikat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki
hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya
sendiri, tetapi belum tentu kepada bawahannya apabila pemimpin tidak berhasil
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Dari sekian banyak definisi tentang pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa pemimpin
adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang
baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan
adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang-orang sedemikian rupa
untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara loyal
untuk menyelesaikan tugas .
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin
bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki, yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah, itu merupakan suatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi
kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan
planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
3.2
Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah
penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabbab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.
3.2.1 Latar belakang sejarah
pemipin dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul bersama-sama
adanya peradaban manusia yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek moyang manusia
yang berkumpul bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahankan
eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam di sekitarnya. Sejak
itulah terjadi kerja sama antarmanusia, dan ada unsure kepemimpinan. Pada saat
itu pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat,
paling cerdas dan paling berani.
3.2.2 Sebab-musabbab munculnya
pemimpin
Tiga teori yang menonjol dalam
menjelaskan kemunculan pemimpin ialah:
a.
Teori
genetis menyatakan sebagai berikut:
1)
Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi
lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
2)
Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin
dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.
3)
Secara filosofi, teori tersebut menganut
pandangan deterministis.
b.
Teori
sosial (lawan teori genetis)
menyatakan sebagai berikut:
1)
Pemimpin itu harus disiapkan, dididik,
dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
2)
Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui
usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
c.
Teori ekologis atau sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua reaksi teori tersebut
lebih dahulu), menyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pemimpin, bila
sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini
sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan
tuntutan lingkungan atau ekologisnya.
3.2.3 Tipe dan gaya kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat,
kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga
tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa tipe
kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe karismmatik, paternalistis, militeristis,
otokratis, laissez faire, populis, administrative dan demokratis.
a.
Tipe karismatik
Tipe ini memiliki kekuatan energi,
daya-tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga
ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang
bisa dipercaya.
Bagaimanakah caranya agar mempunyai
karisma? Utamakanlah untuk membuat orang lain senang dengan diri sendiri
daripada bersama anda.
b.
Tipe paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang
kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain:
1.
Dia menganggap bawahannya sebagai
manusia biasa yang tidak atau belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu
dikembangkan.
2.
Dia bersikap terlalu melindungi (over protective).
3.
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
4.
Hamper tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
5.
Tidak memberikan atau hamper tidak
pernah memberikan kesempata kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
6.
Komunikasi hanya berlangsung searah
saja.
c.
Tipe otokratis
Kepemimpinan ini mendasarkan diri
pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau
berperan sebagai pemain tunggal pada a
one-man-show. Dia sangat berambisi untuk menguasai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa
berkonsultasi dengan bawahannya.
d.
Tipe laissez faire
Pada tipe kepemimpinan ini sang
pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang
berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan
sendiri.
e.
Tipe populistis
Tipe kepemimpinan ini berpegang
teguh pada nilai-nilai masyarakat yang trdisional. Kurang mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan-bantuan hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis
ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.
f.
Tipe administrative atau eksekutif
Kepemimpinan tipe administartif
adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan
administrator-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan.
g.
Tipe demokratis
Pada tipe kepemimpinan ini
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yng baik. Kekuatan kepemimpinan
demokratis ini bukan terletak pada “personal atau individu”, akan tetapi
kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap anggota.
3.3 Kepemimpinan
Yang Melayani
Merenungkan
kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan
formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen
yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika
dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam
kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang
sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang
melayani. Woodrow Wilson dalam bukunya C. Maxwell berkata Telinga seorang pemimpin harus mampu
menangkap suara orang banyak
3.3.1
Karakter Kepemimpinan
Kepemimpianan
yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu
transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani
dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin
untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh anggota yang dipimpinnya. Kembali
kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat
publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan
dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan
ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka
yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam
ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang
dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun
tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh
pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
3.3.2
Tahpan Kepemimpinan
Beberapa
tahapan kepemimpinan antara lain:
a.
Memberi
perintah
Perintah
itu timbul dari situasi formal dan relasi kerja. Karena itu perintah adalah fakta fungsional pada organisasi,
kedinasan atau jawatan pemerintah dan swasta, berbentuk instruksi, komando,
peraturan tata tertib, standar praktik atau perilaku yang harus dipatuhi.
Perintah biasanya sudah tercakup dalam tugas, kewajiban, dan tanggung jawab
yang harus dilakukan oleh setiap individu anggota kelompok.
b.
Memberikan
celaan dan pujian
Celaan
harus dibrikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif. Juga tidak
disertai emosi-emosi yang negatif (benci, dendam, curiga, dan lain-lain).
Sebaliknya,
pujian juga harus diberikan sebagai penghargaan kepada anggota karena telah
melaksanakan tugasnya dengan baik.
c.
Memupuk
tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
Pemimpin
harus bersifat objektif dan jujur. Ia harus menjauhkan diri dari rasa
pilih-kasih atau favoritisme karena
hal ini bisa menurunkan moral anggota-anggota lainnya, menumbuhkan keraguan,
kemuakan serta kacamburuan sosial. Juga bisa mengurangi respek anggota kepada
pemimpin.
d.
Peka
terhadap saran-saran
Sifat
pemimpin itu harus luwes, legowo, terbuka, da peka pada saran-saran eksternal
yang sifatnya positif. Dia harus menghargai pendapat-pendapat orang lain, untuk
kemudian mengkombinasikannya dengan ide-ide sendiri.
e.
Memperkuat
rasa kesatuan kelompok
Untuk
menghadapi macam-macam tantangan luar dan kekomplekan situasi masyarakat
modern, perlu pemimpin menciptakan rasa keatuan kelompoknya, dengan loyalitas
tinggi dan kekompakan yang utuh.
f.
Menciptakan
disiplin diri dan disiplin kelompok
Disiplin
kelompok bisa berhasil bila pemimpin bersikap arif bijaksana, memberikan
teladan, berdisiplin, dan menerapkan seluruh prosedur dengan konsekuen. Dia
harus menghindari faviritisme yang bisa menelurkan prasangka buruk, rasa
dendam, iri dan kecemburuan sosial.
g.
Meredam
kabar angin dan isu-isu yang tidak benar
Kesatuan
efektivitas kerja dari kelompok bisa diguncang oleh gangguan kabar-kabar angin
isu-desas-desus yang tidakn benar,
beserta fitnahan-fitnahan dari luar, yang diarahkan pada perorangan atau
organisasi secara keseluruhan. Semua itu ditujukan untukmengacau dan mengganggu
tatana kerja yang sudah lancar.
3.4 Kepemimpinan Sejati
Kepemimpinan adalah sebuah
keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau
tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau
gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri
seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi
kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh,
ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam
organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi
pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Seperti yang dikatakan oleh penulis
buku terkenal, Kenneth Blanchard,
bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter
adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam,
tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang
kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang
jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Ada
beberapa bentuk kepemimpinan yaitu Q
Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :
a. Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang
memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang
cukup tinggi.
b. Q
leader berarti
kepemimpinan yang memiliki kualitas (quality),
baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
c. Q
leader berarti seorang
pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa Mandarin yang berarti
kehidupan).
d. Q keempat adalah qolbu
atau inner self. Seorang pemimpin
sejati adalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan
mengendalikannya (self management
atau qolbu management).
Menjadi
seorang pemimpin Q berarti menjadi
seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai
tingkat atau kadar Q
(intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian
misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi
seorang pemimpin.
Rangkuman
kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting
yang disingkat menajadi 3C, yaitu :
a.
Perubahan
karakter dari dalam diri (character
chage).
b.
Perubahan
karakter dari dalam diri (character
chage).
c.
Kemampuan
atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga
hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa
bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan
intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya
dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode
kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John
Maxwell, The only way that I can keep
leading is to keep growing. The the day I stop growing, somebody else takes the
leadership baton. That is way it always it. Satu-satunya cara agar saya
tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya
berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.
3.5
Kepemimpinan Yang Tidak Efisien
Intelegensi rendah, sifat penakut
dan pengecut, sikap yang egoistis dan individualisti, atribut infantile
(kekanak-kanakan), tidak bertanggung jawab, dan lain-lain, semua itu mrupakan
ciri-ciri negatifyang tidak patut dimiliki oleh seorang pemimpin demokratis
dalam kelompok individu yang sehat. Maka pemimpin
yang tidak efisien itu semisal mesin termostat
kuno yang secara tidak perdulimemberikan panasnya (perintah, instruksi
komando, tekanan dan kesewenang-wenangannya) kepada sekitarnya. Sebab dia
memiliki kepribadian yang kaku, tertutup,
tidak peka, tidak perdulian, dan selalu tidak mau menerima pesan serta
informasi dari para pengikutnya. Sifat-sifatnya aneh, tidak “lumrah”, tidak
patut, dan tidak komunikatif.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki
dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan
pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah
orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus,
kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat,
membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak
diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri
adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
Kepemimpinan
yang tidak efisien yaitu sifat kepemimpinan yang tidak sepantasnya dimiliki
oleh para pemimpin karena akan menghambat kinerja dari sebuah organisasi.
4.2
Saran
Sangat
diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/
: diakses tanggal 23 November 2011
http://kemahasiswaan.stiki.ac.id/book/bagian-pertama-definisi-organisasi-kemahasiswaan:
diakses tanggal 10 Desember 2011
http://pramudita-lalitya.blogspot.com/2011/11/kepemimpinan-dalam-organisasi.html
: diakses tanggal 23 November 2011
Kartono
kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Maxwell,
C., John. 2001. The 21 Indispensable
Qualities of A Leader. Batam: Interaksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar